Teman Bisik: Saat Imajinasi Jadi Mata di Tengah Riuh Stadion, Menghadirkan Sepakbola yang Bisa Dirasakan Teman Netra

Teman Bisik

Di tengah riuh lagu-lagu dukungan dan teriakan semangat di Stadion Maguwoharjo, hadir sebuah inisiatif luar biasa yang membawa makna besar, yakni “Teman Bisik.” Program Teman Bisik PSS Sleman ini merupakan bagian dari kegiatan Football for Freedom yang digagas oleh Sadar Belajar dan didukung oleh klub Elang Jawa, PSS Sleman. Intinya, Teman Bisik PSS Sleman adalah jembatan di mana suporter menjadi pendamping dan penerjemah suasana pertandingan bagi teman-teman difabel netra.

Konsepnya sangat sederhana: satu pendamping untuk satu teman difabel netra. Selama pertandingan berlangsung, Teman Bisik akan membisiki jalannya laga. Mereka menjelaskan siapa yang membawa bola, bagaimana strategi tim berjalan, dan bahkan menggambarkan reaksi penonton di tribun yang bergemuruh.

Bagi teman-teman difabel netra, setiap deskripsi yang dibisikkan adalah jembatan untuk membayangkan suasana di lapangan. Lewat suara, mereka “melihat.” Maka dari itu, narasi yang mengalir di telinga membantu mereka merasakan ketegangan, emosi, dan kebanggaan sebagai bagian dari suporter PSS Sleman.

Visi Inklusi dari Sadar Belajar

Salah satu Teman Bisik di kegiatan ini adalah Itifanny Yumna, Ketua Sadar Belajar Indonesia. Ia menjelaskan bahwa konsep ini muncul dari semangat untuk memastikan semua orang bisa menikmati pertandingan dengan cara yang setara.

“Konsep Teman Bisik kami hadirkan sebagai cara untuk memfasilitasi teman-teman difabel netra. Tujuannya, agar mereka tetap bisa membayangkan jalannya pertandingan. Kami ingin mereka tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga benar-benar ‘merasakan’ permainan lewat imajinasi,” ujar Itifanny Yumna.

Respons dari peserta sangat positif. Sebagai contoh, Ganang, salah satu anak difabel netra binaan Sadar Belajar, sangat antusias.

“Seru banget! Aku bisa ngebayangin suasananya dari cerita Kak Fanny. Walau nggak bisa lihat langsung, aku bisa tahu siapa yang nyerang dan kapan terjadi goal. Rasanya kayak ikut main,” ungkapnya dengan antusias.

Solidaritas dan Kebersamaan di Tribun

Selain kegembiraan di tribun Maguwoharjo, inisiatif Teman Bisik juga menunjukkan dampak nyata pada komunitas. Program ini telah menjadi model inklusi yang dicontoh klub lain di Indonesia, membuktikan bahwa sepakbola adalah milik semua orang.

Program Teman Bisik bukan sekadar alat untuk memahami sepakbola. Sebaliknya, ini adalah ruang untuk menumbuhkan empati dan solidaritas. Setiap kalimat yang dibisikkan membawa pesan bahwa kebersamaan tidak harus diukur dengan mata. Cukup dengan hati dan suara yang saling menguatkan.

Oleh karena itu, hadirnya Teman Bisik membuat Sport for Unity lebih dari sekadar kampanye olahraga inklusif. Ini adalah gerakan kecil dengan dampak besar: setiap orang, tanpa terkecuali, berhak menikmati sorak kemenangan dan kebahagiaan di tribun Maguwoharjo.

Share the Post: